Director Split Fiction: Fitur Microtransaction Menghambat Inovasi dalam Game

Pada 6 Maret 2025, Hazelight Studios, pengembang di balik game terkenal seperti A Way Out dan It Takes Two, merilis game terbaru mereka yang berjudul Split Fiction di platform PS5, Xbox Series X/S, dan PC. Game ini langsung mendapat sambutan positif dari para gamer karena menawarkan konten gameplay yang sangat kreatif, terutama dalam mode multiplayer co-op yang inovatif.

Namun, baru-baru ini, Josef Fares, Director dari Split Fiction, membuat pernyataan yang cukup mengejutkan tentang industri game, khususnya mengenai fitur microtransaction yang sering muncul dalam banyak game saat ini. Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Fall Damage, Fares mengungkapkan betapa besar kebenciannya terhadap microtransaction dan fitur-fitur serupa, serta dampaknya pada kreativitas dalam pengembangan video game.

Kreativitas Terhambat oleh Microtransaction

Fares dengan tegas menyatakan bahwa fitur seperti lootbox dan microtransaction tidak hanya mengganggu pengalaman bermain, tetapi juga mempengaruhi proses desain game itu sendiri. Ia menekankan bahwa ketika pengembang mulai mempertimbangkan keuntungan finansial dari fitur-fitur ini, hal tersebut dapat menghambat ide dan inovasi yang sebenarnya bisa dihadirkan dalam game.

“Saya benci dengan fitur-fitur seperti lootbox dan microtransaction. Mereka mengubah bagaimana kita seharusnya mendesain sebuah game. Setiap kali kita mengambil keputusan yang bertujuan untuk meraih keuntungan lebih besar, itu adalah masalah besar. Ini membuat kreativitas kami terhenti,” kata Fares dengan tegas.

Menurut Fares, selama proses pembuatan Split Fiction, Hazelight Studios berkomitmen untuk tidak memasukkan unsur-unsur yang mengarah pada monetisasi berlebihan. Mereka memastikan game ini bebas dari lootbox atau microtransaction, dan memilih untuk berfokus pada pengalaman bermain yang murni dan memuaskan bagi para pemain.

Pernyataan Tegas dan Pendekatan Hazelight Studios

Pernyataan Fares ini seolah menjadi kritik langsung terhadap tren yang semakin banyak ditemui di industri game, di mana banyak developer lebih mengutamakan keuntungan finansial dari fitur-fitur seperti microtransaction, daripada fokus pada kualitas dan kreativitas permainan. Dalam banyak kasus, hal ini dapat mengurangi kualitas pengalaman bermain yang seharusnya menjadi prioritas utama.

Hazelight Studios sendiri memilih untuk tetap setia pada prinsip mereka, yakni menciptakan game yang fokus pada pengalaman pemain dan interaksi sosial tanpa harus mengandalkan monetisasi berlebihan. Keputusan ini bukan hanya tentang menghindari masalah etis, tetapi juga tentang memberikan ruang bagi kreativitas untuk berkembang tanpa dibatasi oleh kebutuhan finansial.

Dengan adanya pernyataan Fares, Split Fiction tidak hanya mencuri perhatian karena gameplay yang menarik, tetapi juga menegaskan sikap kritis Hazelight Studios terhadap tren yang sedang berkembang dalam industri game. Bagi banyak gamer, pernyataan ini memberikan harapan bahwa masih ada pengembang yang memilih untuk melawan arus dan lebih memprioritaskan kualitas serta kreativitas dalam pembuatan game.

Bagaimana menurut Anda, apakah Anda setuju dengan pendapat Fares tentang dampak buruk microtransaction terhadap kreativitas pengembangan game?

This entry was posted in Berita Game, Home and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *