Ketika berbicara tentang pengembangan game yang membutuhkan waktu lebih dari satu dekade, Nioh yang dikembangkan oleh Team Ninja di bawah naungan Koei Tecmo, tentu menjadi salah satu contohnya.
Meskipun fakta ini sudah cukup dikenal, Yoichi Erikawa, CEO Koei Tecmo, baru-baru ini mengungkapkan sejumlah informasi menarik melalui wawancaranya dengan Denfaminicogamer. Dalam wawancara tersebut, ia membagikan pandangan mendalam tentang proses pengembangan game souls-like ini yang memakan waktu hingga 12 tahun.
Alasan di Balik Pengembangan Nioh yang Lama
Menurut Erikawa, dirinya adalah sosok yang bertanggung jawab atas lamanya pengembangan Nioh. Ia menetapkan standar tinggi untuk setiap game yang dirilis oleh Koei Tecmo. Jika suatu game tidak menghadirkan “nilai hiburan yang baru,” maka Erikawa tidak ragu untuk meminta pengembangannya dimulai dari awal.
Dalam kasus Nioh, game ini bahkan mengalami pengembangan ulang hingga tiga kali. Awalnya, proyek ini dikerjakan oleh Koei sebelum merger dengan Tecmo. Selanjutnya, pengembangannya dialihkan ke Omega Force. Terakhir, proyek ini diserahkan kepada Team Ninja, yang akhirnya berhasil menyelesaikan game tersebut.
Peran Langsung Sang CEO
Yoichi Erikawa, yang juga dikenal dengan nama Kou Shibusawa, adalah kreator sekaligus produser untuk IP Nioh. Ia terlibat langsung dalam pengembangan sejak proyek ini dimulai pada tahun 2004. Erikawa mengakui bahwa jika orang lain yang memimpin proyek ini, mungkin mereka sudah diberhentikan karena lamanya waktu pengembangan.
Namun, ia merasa puas dengan hasil akhir yang dicapai. “Meskipun kami harus mengulang pengembangan Nioh hingga tiga kali, kami akhirnya berhasil merilis game yang luar biasa. Proses ini menggabungkan kekuatan dari Koei dan Tecmo untuk menciptakan sesuatu yang benar-benar menghibur,” ujarnya.
Kesuksesan Nioh di Pasar Global
Meskipun membutuhkan waktu lama, usaha tersebut terbayar dengan kesuksesan besar. Seri Nioh berhasil menarik perhatian, terutama di pasar Barat. Hingga tahun 2022, total penjualan Nioh dan Nioh 2 telah mencapai lebih dari 7 juta unit secara global.