Game Assassin’s Creed Shadows karya Ubisoft kembali menjadi sorotan, kali ini terkait deskripsi karakter Yasuke dalam versi Jepang di Steam. Perubahan tersebut memicu diskusi hangat di kalangan pemain, terutama dari Jepang, yang merasa bahwa elemen sejarah dan budaya dalam game ini kurang tepat.
Yasuke Disebut Sebagai “Prajurit,” Bukan “Samurai”
Kontroversi ini bermula ketika komunitas gamer menemukan bahwa deskripsi Yasuke di Steam untuk region Jepang berbeda dengan versi global. Dalam versi global, Yasuke digambarkan sebagai seorang “Samurai Legendaris.” Namun, di halaman Steam Jepang, Yasuke hanya disebut sebagai “Warrior” atau “Prajurit.”
Perubahan ini mengundang perhatian karena status sebagai “Samurai” memiliki makna yang mendalam dalam sejarah dan budaya Jepang. Gelar ini tidak hanya mengacu pada seorang ahli pedang, tetapi juga pada posisi sosial tertentu dengan kewajiban dan kehormatan tertentu dalam sistem feodal Jepang.
Alasan di Balik Perubahan
Ubisoft dilaporkan melakukan revisi ini sekitar seminggu yang lalu. Langkah ini diambil setelah menerima banyak protes dari masyarakat Jepang yang merasa bahwa penyebutan Yasuke sebagai “Samurai” kurang sesuai dengan konteks sejarah.
Secara historis, Yasuke adalah seorang pria Afrika yang tiba di Jepang pada abad ke-16. Ia menjadi pengawal Oda Nobunaga, salah satu tokoh besar dalam sejarah Jepang. Namun, status Yasuke sebagai seorang Samurai masih menjadi perdebatan, karena gelar ini biasanya hanya diberikan kepada mereka yang lahir dalam kelas samurai atau menerima pengakuan resmi.
Platform Lain Masih Menggunakan Sebutan “Samurai”
Uniknya, perubahan ini belum diterapkan di semua platform. Hingga artikel ini ditulis, layanan game lain seperti Epic Games, PlayStation Store, dan Microsoft Store untuk region Jepang masih menyebut Yasuke sebagai seorang “Samurai.” Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang konsistensi Ubisoft dalam menyikapi isu ini di berbagai platform.
Respons Komunitas
Keputusan Ubisoft untuk mengubah deskripsi ini menuai beragam reaksi. Beberapa pemain mendukung langkah tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya Jepang, sementara yang lain menganggapnya sebagai keputusan yang tidak perlu.
Dengan adanya perbedaan deskripsi ini, Assassin’s Creed Shadows kembali memicu diskusi mengenai bagaimana game dapat menghormati dan merepresentasikan sejarah serta budaya lokal. Apa pendapat Anda tentang langkah Ubisoft ini? Apakah Anda setuju dengan perubahan tersebut?