Black Myth: Wukong Salah Satu Game Terlaris Sepanjang Masa

Black Myth: Wukong telah mengejutkan banyak pihak dengan kualitasnya yang mengesankan. Pada awalnya, saya tidak mengharapkan game ini menjadi seperti Souls-like, meskipun tampak banyak mengadopsi elemen dari genre tersebut.

Pengembang asal Tiongkok, Game Science, menegaskan bahwa Black Myth: Wukong bukanlah game Souls-like, melainkan lebih tepat disebut sebagai action-RPG. Pernyataan ini setidaknya benar sebagian, karena game ini jelas tidak sepenuhnya mengadopsi format Souls-like.

Sangat tidak terduga adalah bahwa Black Myth: Wukong pada dasarnya merupakan serangkaian pertarungan bos yang panjang dan intens. Anda sering kali berpindah dari satu pertarungan bos ke pertarungan bos berikutnya, dan di sinilah Black Myth: Wukong benar-benar menunjukkan keunggulannya.

Namun, momen-momen di antara pertarungan bos cenderung kurang kuat dan kadang-kadang terasa membosankan. Meski demikian, gameplay yang memuaskan dan variasi pertarungan bos yang unik berhasil mengatasi kekurangan ini.

Cerita dalam Black Myth: Wukong diadaptasi dari novel klasik Tiongkok Perjalanan ke Barat. Diterbitkan pertama kali pada abad ke-16 selama Dinasti Ming, cerita epik ini telah terbukti sangat berpengaruh dan bertahan lama, menginspirasi berbagai karya seperti Enslaved: Odyssey to the West oleh Ninja Theory hingga manga Dragon Ball oleh Akira Toriyama.

Versi Black Myth: Wukong dari cerita abadi ini berlatar waktu setelah kisah asli, sambil tetap mempertahankan banyak karakter yang dikenal.

Nama-nama seperti Zhu Bajie, Kang Jinlong, dan Raja Demon Bull akan dikenali oleh siapa saja yang familiar dengan Perjalanan ke Barat, meskipun beberapa karakter mungkin memiliki peran yang berbeda dari sumber aslinya.

This entry was posted in Berita Game, Review Game and tagged , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *