Menjelang perilisannya, Ubisoft tengah mempersiapkan game terbarunya, Assassin’s Creed Shadows. Proyek ini menghadapi berbagai kendala, termasuk penundaan jadwal rilis dan kontroversi sejarah. Beberapa analis pun berpendapat bahwa kesuksesan game ini akan menjadi faktor penentu bagi masa depan Ubisoft.
Dilansir dari Reuters, Joost Van Dreunen, Dosen Bisnis di Universitas New York, menyebut bahwa peluncuran Assassin’s Creed Shadows adalah momen krusial bagi Ubisoft. Jika game ini sukses, maka dapat memperbaiki kondisi finansial perusahaan. Di sisi lain, jika gagal, bisa berdampak buruk bagi reputasi Ubisoft di industri game.
Pendapat lain datang dari Jordan Van Andel, seorang YouTuber dengan nama JorRaptor, yang telah mencoba versi awal game ini. Menurutnya, Ubisoft tidak mencoba menghadirkan fitur gameplay baru secara revolusioner, melainkan berusaha mengoptimalkan elemen yang sudah ada di seri sebelumnya. Dari segi gameplay, ia mengapresiasi peningkatan yang ditawarkan, namun merasa kurang puas dengan aspek cerita yang disajikan. Ia juga menekankan bahwa Ubisoft perlu menarik lebih banyak pemain di luar penggemar lama Assassin’s Creed agar bisa menyamai kesuksesan Assassin’s Creed Valhalla.
Sementara itu, analis dari Wedbush Securities, Michael Pachter, menyoroti bahwa kondisi politik di Amerika Serikat juga bisa menjadi tantangan bagi Ubisoft. Ia mengungkap bahwa kebijakan Presiden Trump yang mengesampingkan aspek keberagaman dan inklusivitas (DEI) dapat berdampak pada penerimaan game ini di pasar.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, Assassin’s Creed Shadows diharapkan mampu menjadi penyelamat bagi Ubisoft. Keberhasilannya akan menentukan langkah perusahaan di masa depan.