Bermain video game sering kali dipandang sebagai aktivitas yang kurang produktif, bahkan dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangan anak. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa bermain game justru bisa meningkatkan kecerdasan anak-anak. Bagaimana bisa?
Dalam studi yang diterbitkan di Scientific Reports pada 11 Mei 2022, yang berjudul “The Impact of Digital Media on Children’s Intelligence While Controlling for Genetic Differences in Cognition and Socioeconomic Background”, para peneliti menemukan bahwa ada hubungan antara durasi bermain video game dengan peningkatan kemampuan kognitif anak-anak. Studi ini dilakukan oleh Torkel Klingberg dan timnya, yang mengamati lebih dari 9.800 anak-anak di Amerika Serikat berusia antara 9 hingga 10 tahun.
Penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu bermain video game mengalami peningkatan IQ rata-rata sebesar 2,5 poin. Waktu yang dihabiskan anak-anak tersebut untuk bermain game adalah sekitar satu jam setiap harinya, sementara mereka juga menonton TV sekitar 2,5 jam dan menghabiskan waktu setengah jam untuk berselancar di media sosial.
Yang menarik, studi ini menemukan bahwa tidak ada dampak signifikan yang dihasilkan dari menonton TV atau menggunakan media sosial terhadap kecerdasan anak. Namun, waktu yang dihabiskan untuk bermain video game justru berkontribusi pada peningkatan kemampuan kognitif mereka, terutama dalam hal pemahaman membaca, memori, pemrosesan visual-spasial, serta pengendalian diri.
Torkel Klingberg, yang juga seorang ahli saraf dari Institut Karolinska, menjelaskan bahwa meskipun peningkatan kecerdasan yang ditemukan dalam studi ini relatif kecil, hal ini tetap memberikan wawasan baru mengenai hubungan antara video game dan kecerdasan anak. Namun, ia juga menekankan bahwa penelitian ini masih membutuhkan kajian lebih lanjut, mengingat banyaknya faktor lain yang bisa mempengaruhi hasilnya.
“Media digital telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masa kanak-kanak modern, tetapi efek kognitifnya masih perlu diteliti lebih lanjut. Kami percaya bahwa penelitian lanjutan, termasuk data genetik, dapat memperjelas hubungan kausal dan mengoreksi peran predisposisi genetik,” ungkap Klingberg.
Meski demikian, temuan ini tetap membuka peluang untuk melihat video game dalam perspektif yang lebih positif. Para peneliti juga menambahkan bahwa pengaruh media digital terhadap kecerdasan anak perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, dan penelitian lebih lanjut akan membantu memahami lebih dalam bagaimana faktor-faktor lingkungan lainnya dapat mempengaruhi perkembangan otak anak.