Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengungkapkan bahwa industri game di Indonesia masih didominasi oleh perusahaan luar negeri.
Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan pada Jumat (6/9), Sandiaga menyebutkan bahwa 99% industri game di Tanah Air masih dikuasai oleh pihak asing, dan hanya sekitar 1% yang dikelola oleh pengembang lokal.
Pernyataan ini menyoroti tantangan yang dihadapi industri kreatif di Indonesia, khususnya di sektor game, yang semakin berkembang pesat di tingkat global.
Sandiaga menekankan pentingnya meningkatkan kapasitas dan daya saing pengembang game lokal agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen dalam industri yang bernilai miliaran dolar tersebut.
Menurut Sandiaga, salah satu alasan utama dominasi asing dalam industri game di Indonesia adalah keterbatasan sumber daya dan infrastruktur lokal. Banyak pengembang lokal kesulitan bersaing dengan perusahaan multinasional yang memiliki modal besar, teknologi canggih, dan jaringan global.
“Kita masih sangat tergantung pada produk-produk dari luar negeri, baik dari segi perangkat lunak maupun platform distribusi,” ujarnya.
Menparekraf juga mengakui bahwa ketergantungan ini membuat Indonesia lebih rentan terhadap pengaruh asing, baik dalam hal konten maupun ekonomi.
Dengan semakin tingginya minat masyarakat terhadap game, baik game online maupun mobile, Sandiaga menekankan perlunya regulasi yang mendukung pertumbuhan pengembang game lokal serta menciptakan ekosistem yang lebih sehat.