David Haddad, mantan pemimpin Warner Bros Games, sempat optimistis bahwa Suicide Squad: Kill the Justice League akan menjadi proyek sukses yang mendatangkan keuntungan besar. Ia bahkan berani menggelontorkan investasi dalam jumlah besar demi memastikan game ini bisa meledak di pasaran. Namun, realitas berkata sebaliknya—alih-alih meraih keuntungan, game tersebut justru berujung pada kegagalan finansial yang membuat perusahaan harus berjuang keras untuk memulihkan kondisi mereka.
Selama masa kepemimpinan Haddad, Warner Bros Games menghadapi berbagai tantangan internal, termasuk masalah koordinasi tim yang buruk. Keputusan strategis yang kurang tepat sering kali muncul akibat ketidakseimbangan komunikasi di dalam perusahaan. Hal ini diperburuk dengan perubahan struktur organisasi yang terjadi berulang kali, kehilangan staf-staf penting, dan dampak negatif terhadap reputasi perusahaan. Akibatnya, dana dalam jumlah besar terbuang tanpa memberikan hasil yang memuaskan.
Salah satu keputusan kontroversial Haddad adalah mengubah konsep Suicide Squad: Kill the Justice League dari game single-player menjadi multiplayer shooter. Keputusan ini berlawanan dengan keahlian utama tim pengembang Rocksteady, yang selama ini lebih unggul dalam menciptakan game single-player berkualitas tinggi. Akibatnya, dua tokoh kunci di studio, Jamie Walker dan Sefton Hill, memilih hengkang dan mendirikan studio baru mereka sendiri.
Meskipun banyak kritik dan ketidakpuasan dari tim, Haddad tetap bersikeras menjadikan game ini sebagai proyek live service. Keputusan ini semakin memperumit keadaan, terutama karena banyaknya keterlambatan dalam proses pengambilan keputusan. Tidak hanya itu, kabar yang beredar menyebutkan bahwa Haddad sendiri bukanlah seorang penggemar video game, sehingga komunikasi dengan tim pengembang sering kali tidak berjalan efektif. Banyak staf mengeluhkan kesulitan mendapatkan jawaban darinya, baik untuk keputusan kecil maupun besar.
Tim di WB Games Montreal dan Monolith Productions merasa terjebak dalam kebijakan yang tidak jelas, dengan keputusan penting yang sering datang terlambat. Pada akhirnya, kepemimpinan Haddad dianggap lebih banyak membawa masalah baru daripada memberikan solusi, yang berdampak pada proyek-proyek besar seperti Suicide Squad: Kill the Justice League. Kurangnya pemahaman terhadap kebutuhan pengembang serta lambatnya pengambilan keputusan menjadi faktor utama yang memperburuk keadaan.
Kegagalan ini menjadi pelajaran berharga bagi Warner Bros Games untuk lebih memahami kebutuhan tim pengembang dan memastikan strategi bisnis yang lebih tepat di masa depan.