Hideo Kojima bukanlah nama yang asing di dunia game. Sebagai sosok kreatif asal Jepang, ia dikenal dengan sentuhan melodrama yang khas serta inovasi luar biasa dalam berbagai karyanya, seperti Policenauts, Metal Gear Solid, dan Zone of the Enders. Kemampuannya dalam memadukan elemen absurditas dengan karakter yang kompleks serta gameplay inovatif menjadikannya salah satu figur paling berpengaruh di industri game. Hingga kini, Metal Gear Solid tetap menghadirkan pengalaman luar biasa bagi para pemainnya, berkat detail dan kedalaman cerita yang disematkan di setiap serinya.
Banyak yang mengira bahwa kisah Solid Snake telah berakhir dengan Guns of the Patriots pada 2008. Apalagi, Kojima sendiri pernah menyatakan bahwa itu adalah babak terakhir dari perjalanan karakter ikonik tersebut. Setelah meninggalkan Konami, ia tetap menjaga sikap profesional dengan tidak banyak berkomentar mengenai mantan perusahaannya maupun seri Metal Gear Solid. Sebagai gantinya, ia mendirikan Kojima Productions pada Desember 2015 dan langsung mengembangkan proyek ambisius yang akhirnya dikenal sebagai Death Stranding. Momen epik terjadi saat ia naik ke panggung dalam konferensi pers Sony di E3 2016, mendapat sambutan luar biasa dari para penggemar.
Keberhasilan Kojima dalam membangun Kojima Productions begitu cepat membuktikan bahwa ia tidak ingin membuang waktu. Dengan kebebasan penuh dan dukungan besar dari Sony, ia mampu mengekspresikan ide-idenya dengan lebih bebas. Meskipun Death Stranding menuai berbagai opini dari kritikus dan pemain, hingga kini belum ada game lain yang mampu menyaingi konsep uniknya. Perpaduan gameplay inovatif, karakter mendalam, serta narasi emosional menjadikan game ini sebagai mahakarya yang sulit ditandingi.
Dalam Death Stranding 2, unsur personal semakin terasa. Saat game pertama dirilis, Kojima telah kehilangan ibunya dan menyesali bahwa ia tidak bisa berbagi kesuksesannya dengannya. Dalam wawancara dengan Vulture, ia mengungkapkan bahwa tema ibu dan figur orang tua perempuan menjadi bagian mendalam dalam sekuel ini. Ia bahkan menyatakan bahwa “hantu-hantu dalam permainan ini mungkin adalah orang tua saya yang mengawasi saya dari dunia lain.” Filosofi mendalam semacam ini selalu menjadi ciri khas dalam karyanya.
Sementara itu, Metal Gear Solid tetap menjadi salah satu waralaba game paling legendaris. Konami menyadari bahwa tanpa Kojima, mengotak-atik seri ini bisa memicu kekecewaan penggemar. Metal Gear Survive adalah bukti nyata bahwa mencoba melanjutkan waralaba tanpa visi sang kreator utama bisa berakhir dengan kegagalan. Kini, dengan kehadiran Master Collection dan proyek MGS Delta: Snake Eater, banyak yang berharap akan kebangkitan kembali seri tersebut. Namun, apakah Konami berani melangkah lebih jauh dengan menciptakan game baru dalam waralaba ini? Itu masih menjadi tanda tanya. Yang jelas, Death Stranding 2 kini menjadi cara bagi Kojima untuk menyampaikan perasaannya terhadap perjalanan kariernya yang luar biasa.